Saturday, 15 June 2013

A Glimpse of Yogyakarta

photos by Donald Epiphanius
 
Daerah Istimewa Yogyakarta, atau yang sering kita sebut dengan Jogja, tidak pernah kehilangan pesona istimewanya. Baik itu menjadi sebuah destinasi terencana ataupun sekedar pelarian spontan dari rutinitas, kota satu ini selalu menjadi favorit para pejalan.

Kebudayaan, kuliner, alam, belanja, maupun situs sejarah tersebar di area Jogja dan sekitarnya, membuat para turis tidak akan kehabisan tujuan yang menarik.


Kemarin saya dan teman-teman arsitektur curi-curi waktu untuk reuni dan main ke Jogja untuk mengikuti perayaan waisak, yang ternyata menjadi mainstream trip saat ini. Will tell you later about that. Sebelum itu, mari kita lihat-lihat dulu ada apa di Jogja (selain  tempat-tempat tujuan wisata utama kami)...

Here's a glimpse of Jogja!



Stasiun Tugu


pemandangan umum di Malioboro

fasad salah satu toko di Malioboro


sarapan! Malioboro masih sepi..


our breakfast menu


kesasar menuju Magelang, diantara sawah-sawah
Kalau mau beli oleh-oleh khas Jogja dan gak mau repot hunting kesana kemari, cukup mampir ke Mirota Batik di Jalan Ahmad Yani, ujung Jalan Malioboro persis. Jangan mau ditipu sama tukang becak, dibawa ke Mirota palsu... *pengalaman pribadi* Jalan kaki lebih disarankan. Kecuali kalau memang sudah yakin betul mau mampir kemana.

Di Mirota Batik, harganya beragam, barang pun beragam jenisnya; dari kain batik sampai sepeda onthel. Di lantai paling atas, ada cabang restauran House of Raminten yang terkenal hip se-Jogja :D






House of Raminten





Penginapan di Jogja mudah ditemukan dimana-mana, mulai dari range harga ala backpacker sampai hotel mewah berbintang, jangan khawatir! Lebih baik sudah memesan tempat kalau sedang peak season, namun kalau tidak sebenarnya tidak masalah untuk cari spontan di tempat, karena selalu ada pintu terbuka untuk para traveler.... Hehehe.

Kemarin kami sempat berkunjung ke salah satu hotel bintang 5 di Jalan A.M. Sangaji, Hotel Tentrem. Hotel Tentrem is a new paradigm of pure luxury in a traditional atmosphere, katanya. Cukup memukau interiornya, dan banyak detail yang saya suka. Kami datang kesana sebagai tamu tak diundang, alias cuma masuk untuk foto-foto dan wisata arsitektur curi-curi saja, bukan untuk menginap. Hehe :D


Sedangkan kalau lebih memilih tinggal di guest house ramai-ramai, rekomendasi saya adalah Griya Langen di alun-alun kidul, penginapan tempat kami tinggal. Lokasi cukup strategis, suasananya homy dan fasilitasnya lengkap, minimal 10 orang dan bisa muat sampai 15 orang.



sekilas sudut Hotel Tentrem


stunning detail


Griya Langen


ruang bersama Griya Langen


nuansa tradisional di Griya Langen

Nahhh, untuk kuliner, BANYAK! Tapi harus coba Bakmi Jombor dan Sate Klatak yang super maknyusssss. Kebetulan letaknya juga bersebalahan, jadi sekali mampir, 2 piring bisa dilahap!










sate klatak, sate kambing muda yang ditusuk memakai jeruji sepeda

Jogja memang istimewa... Masih banyak lagi tempat-tempat menarik disini, will tell it later!

walaupun gak sempat masuk kedalam bentengnya, yang penting kumpul... :D
Most photos by Donald Epiphanius

Thursday, 13 June 2013

Food From Heaven - Manado


Manado, menjadi salah satu favorit destinasi saya untuk berwisata kuliner. Selain alamnya yang indah dan berbagai atraksi wisata yang menarik untuk dikunjungi, kota di Sulawesi Utara ini menyuguhkan berbagai macam kuliner yang unik dan super yummy. Hanya sebentar disini membuat saya langsung jatuh cinta dan ketagihan dengan makanan-makanannya yang menggoda.


Dari mulai makanan pembuka seperti bubur dan pisang goreng, sampai makanan utama yaitu tentu saja: Ikan! Manado yang berlokasi di pinggir teluk, membuatnya kaya akan berbagai jenis olahan ikan yang segar, fresh from the ocean, langsung dari Laut Sulawesi.



Bubur Tinutuan, bubur khas Manado ini merupakan makanan yang baik untuk kesehatan karena mengandung banyak serat dan rempah, bahan utamanya adalah singkong, daun bayam dan jagung. Nah, kalau ke Manado gak lengkap tanpa ngemil pisang goreng khas yang makannya dicocol ke sambal + kecap. Sounds weird? Coba dulu dan rasakan sensasinya! Saya sebagai pecinta buah pisang, girang setengah mati ketemu cemilan seperti ini. Ada berbagai macam jenis pisang, ada yang digoreng biasa ada juga yang digoreng kering. Favoritnya namanya pisang goroho. Yummmmm...




Bubur Tinutuan, konon menjadi menu sarapan wajib beberapa Presiden RI.


pisang goreng khas Manado, makan dengan sambal + kecap

pisang goroho digoreng garing, tetap pakai sambal!

Olahan ikan yang bermacam-macam, untuk kuah bisa coba kakap saus woku dan untuk bakar, pilihan yang direkomendasikan (oleh nona cantik Manado yang menemani saya) adalah bobara bakar saus rica. Tidak boleh ketinggalan, santapan wajib di Manado: sambal dabu-dabu! Sambal yang maknyus pedasnya, olahan dari ikan dabu-dabu dan rica - sebutan untuk cabai yang terkenal di Manado karena rasa segarnya yang menggigit, cabai ini dapat ditemukan di pasar-pasar tradisional disini.
 

kakap saus woku


bobara bakar rica


the famous one, sambal dabu-dabu

Tidak jauh dari kota Manado, ada satu tempat menarik untuk wisata kuliner, Boulevard Tondano. Sepanjang jalan berderet warung-warung penjaja makanan yang terletak tepat di pinggir sawah. Jagung bakar, pisang goreng, udang, ikan, sayur, semua ada. Bahkan saya menemukan makanan unik, namanya burung weris. Burung kecil-kecil yang hanya ada di pedalaman hutan. Rasanya? Enak!


Boulevard Tondano, sensai makan di pinggir sawah


semuanya menggiurkan ya?




burung weris di kiri atas. Help, I can't stop eating...

Kue kering khas Manado namanya Bagea. Bahan utamanya adalah tepung sagu, yang membuatnya khas adalah kacang kenari besar-besar yang renyah. Bagea cocok untuk oleh-oleh khas, terutama Bagea Kenari. Ada yang dibungkus daun lontar dan dipanggang kering, rasanya sangat otentik. Ada pula yang dipanggang biasa dan berwarna putih halus. Saya lebih doyan makan yang halus, tapi semua tergantung selera.. 

 

Sebelum pulang, jangan lupa icipi nasi kuning legendaris dari Manado, nasi kuning seroja. Keunikan nasi kuning ini ada pada irisan ikan cakalang yang melengkapi gurihnya nasi. Tak hanya makan ditempat, apabila anda mau bawa pulang, bisa saja! Nasi kuning ini akan dibungkus oleh daun woka, daun janur yang membuat nasi yang didinginkan terlebih dahulu menjadi tahan lama, tidak bau, dan tidak mengubah rasanya.



hot tea with bagea, perfect combo


nasi kuning seroja


just can't get enough of it...

Manado memang juara kalau masalah kuliner! Saya yang asli Bandung dan sudah sering mendengar pujian teman-teman akan kuliner di Bandung, rasanya lebih menjuarakan Manado kalau soal makanan khas-nya. Bandung memang oke, tapi untuk jajanannya. Bali yang memiliki khas makanan spicy, masih kalah dengan pedas ala Manado, itu versi saya. Penasaran? Ayo, ajak saya makan-makan kesana! :)



kegirangan menemukan warung-warung makanan :D

trust me, I'm drooling while writing this...